Kamis, 27 September 2007

Mengapa Anda membaca Quran, padahal belum mengerti artinya?

Seorang Muslim Amerika tua, bertahan hidup di suatu perkebunan di pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg
masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan
mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku
pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur'An? Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di dasar
keranjang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab, " Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air." Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.
Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk
dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.
Sang kakek berkata, " Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke
luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada
kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.
Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang
sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek. Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. " Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur'An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam.

Yukk Bersemangat Sambut Lailatul Qodr-Nya..
Bsok Malam dah Nuzulul Qur'an kan? 


Ngambil dr MyQuran

19 komentar:

  1. sepp....
    Ayo ngebut tadarusnya, biar khatam besok malam...
    he..he..he..

    BalasHapus
  2. iya.. tp masih jauh neeh.. hiks..hikss..

    BalasHapus
  3. dapet ga ya..malam lailatul qadrnya..ga yakin bgt deh

    BalasHapus
  4. optimis.. itu salah satu indikatornya lohh.. *halah sok teu bgt seeh Des ;P*

    BalasHapus
  5. iya Desi juga suka analoginya ^_^

    BalasHapus
  6. So... jgn berenti baca al quran yaa... ^__^

    BalasHapus
  7. Subhanallah, petuah yang keren... Thx ya Rabb...

    BalasHapus
  8. kereen..tapi aku pengeen banget ngerti Al-Qur'an, jadi bsa menghayati..makanya smangaat banget klo plajaran basa arab diskolah..meskipun basa arab ga terlalu sama ama basa Al-Qur'an..

    BalasHapus
  9. @ powhunk
    Iya subhanallah keren emank tausiahnya..

    @ Azka
    Subhanallah keren banget.. Desi jd pengen..

    BalasHapus
  10. justifikasinya masih subjektif tapi analoginya OK jg.

    BalasHapus
  11. " Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur'An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam." <--- ga semua orang bisa merasakan seperti ini sih... mungkin ada beberapa tipe orang yang mengatakan "iya gitu?"

    BalasHapus
  12. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu ialah mereka yang apabila disebut (nama) Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
    (QS al-Anfâl [8] : 2)

    BalasHapus