Jumat, 28 Oktober 2016

Omongan

Oleh Ust. Salim A. Fillah





"Siapa yang mengira dapat selamat dari omongan manusia", demikian dikatakan Imam Asy Syafi'i, "Maka sungguh telah kehilangan akalnya. Sungguh orang berkata tentang Allah Yang Maha Suci, 'Yang ketiga daripada tiga', dan tentang Rasulullah yang terpuji, "Si penyihir dan gila"; maka bagaimanakah kita yang tak sebaik keduanya?"

Dengan kesadaran itu, sebagai pribadi kita ingat pula pesan beliau seperti dikutip Imam Ibn 'Abdil Barr dalam Al Intiqa': 

من عرف نفسه لم يضره ما قيل فيه

"Siapa mengenal dirinya, takkan merugikannya apapun yang dikatakan orang tentangnya."

Sebab seringkali, hinaan justru hakikatnya pujian. Karena aslinya diri kita, jauh lebih memprihatinkan dari apa yang dikatakan orang. Sebab seringkali kita hanya perlu menjawab tuduhan dengan, "Jika kau benar, semoga Allah mengampuniku. Jika kau keliru, semoga Allah mengampunimu."

Sebab seringkali, gunjingan justru cara Allah memberi kita kebaikan. "Selamat datang tambahan pahala serta pengurangan dosa, yang tanpa lelah beramal dan tanpa payah berusaha", ujar Imam Hasan Al Bashri menanggapi ghibah tentangnya.

Dan mari menjauhkan diri dari ikut berperan dalam segala ucap buruk tentang sesama, seperti sabda Nabi dalam riwayat Ahmad, "Janganlah seseorang menyampaikan padaku keburukan sesamanya; sungguh aku ingin jika bersua kalian; hatiku dalam keadaan bersih."

"Lisanmu", kata Imam Asy Syafi'i lagi, "Jangan pernah kaupakai untuk menyebut kekurangan orang. Karena seluruh dirimu adalah 'aib dan 'aurat, sedang tiap manusia punya lisan."

Maka benarlah Imam Sufyan Ats Tsaury ketika menyampaikan, "Jika di dekatmu seseorang mengajakmu menggunjing orang, maka ketika kau tiada dia juga akan memburukkanmu di depan orang."

Mari menghindari itu di manapun, bahkan di majelis terhormat yang kadang terselip hal menyerempet ke sana. "Ambillah ilmu para 'ulama", ujar Imamnya para Tabi'in Sa'id ibn Jubair, "Tapi diamlah dan jangan libatkan dirimu jika mereka sedang membicarakan orang 'Alim lain. Sungguh, rasa cemburu di antara mereka, melebihi saling bersaingnya kambing-kambing jantan."

---

Berapa kali dibacapun rasanya sejuk banget tausiah dari Ustad Salim A Fillah ini. Apalagi sekarang dapat ujian banget dari orang di kantor..

Berawal dari desi ngingetin dia supaya ngga ngomongin teman kantor yang lain. Lagian yang diomongin itu ngga bisa masuk karena nungguin ayahnya operasi. Eh malah dianya balik marah karena diingetin gitu..
Padahal ngingetinnya juga baru sampai ngomong, "Eh ngga boleh gitu.."

Ternyata efek dari 4 kata itu berdampak lama.
Terhitung sudah hampir dua bulan dia berlaku jahat ke desi..
Sebenernya udah males banget dan pengen resign aja rasanya..
Tetapi dipikir2 lagi kok ngga survive banget..

Seperti kata ustad Salman dari negeri 5 menara, jangan sampai perbuatan dan tingkah laku orang lain mempengaruhi perbuatan dan tingkah laku kita.. 

Sekarang masih mencoba bersabar.. Semoga masih bisa terus tahan dan ngga memelihara dendam.. Mencoba mengingat2 perkataan Salim A Fillah (lagi) 
karena : "Dendam itu RACUN yang kita tenggak sendiri, lalu kita berharap orang lain yang mati. Dan MEMAAFKAN adalah penawarnya"

Alhamdulillah..
Dapat banyak vitamin dari tausiah para asatidz ini. Dan masih punya banyak teman-teman yang baik dari satu orang yang jahat ini.