
Selasa, 30 Maret 2004 merupakan kampanye putaran terakhir Partai Keadilan Sejahtera di Ibukota. Walau jadwal tersebut tidak jatuh pada hari libur nasional, tetapi sambutan masyarakat sangat baik. Terbukti dengan tumpah ruahnya masyarakat di jalanan ibukota. Bahkan kendaraan-kendaraan yang berada di seputar gelora Bung Karno pada waktu tersebut, harus berhenti di tempat beberapa saat.
Tema kampanye pada pagi hari itu adalah “Bersihkan Indonesia, Putihkan Jakarta”. Sesuai dengan tema yang diusung, para peserta kampanye yang tediri dari kader dan simpatisan kompak memakai pakaian putih-putih. Semoga tak hanya pakaiannya yang putih, tetapi jiwanya pun bersih.
Walaupun rumah saya berada di daerah Bogor, saya tak mau ketinggalan dengan semangat teman-teman yang lain untuk mensukseskan acara ini. Saya tetap ingin berkontribusi, walaupun sekedar membantu panitia sebagai penerima tamu dalam acara tersebut.
Sungguh merupakan sebuah rasa syukur tersendiri bagi saya melihat antusiasme masyarakat yang hadir pada saat itu. Luapan emosi, semangat, dan harapan, larut menjadi satu dalam bentuk do’a kepada Allah Azza wajalla.
Setelah acara berakhir kami panitia acara mengadakan evaluasi singkat, dilanjutkan dengan berbincang-bincang dan ramah-tamah, saling berkenalan satu dengan lainnya. Karena meski berada dalam satu kepanitiaan, tetapi kami mempunyai domisili yang berbeda-beda. Sehingga membuat kami baru pertama kali bertemu.
Pulang dari tempat tersebut, kami harus membawa kotak-kotak konsumsi yang begitu menumpuk di ruang panitia. Entah mengapa, makanan yang tersisa begitu banyak.
Padahal, enam belas jam sebelumnya, di sebuah DPRa, sekumpulan perempuan masih begitu asyiknya berdiskusi. Diskusi mereka begitu alot. Mereka harus menyiapkan konsumsi peserta kampanye, padahal jumlah dana mereka begitu terbatas. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, diputuskan bahwa mereka harus memasak sendiri konsumsi tersebut. Walaupun sebagai konsekuensi mereka tidak dapat tidur pada malam itu.
Ditempat terpisah, kumpulan laki-laki sedang mempersiapkan transportasi dan atribut untuk keperluan kampanye esok hari. Mereka juga tidak tidur semalaman untuk mempersiapkan segala keperluan kampanye putaran terakhir ini.
Diluar perkiraan, jumlah masyarakat yang ingin ikut serta begitu membludak. Konsumsi yang dibagikan setelah kampanye berakhir, habis. Bahkan tak satu pun panita yang mendapatkan konsumsi.
Tetapi mereka tidak saling menyalahkan satu dengan lainnya. Panitia ikhwan tidak menyalahkan panitia akhwat yang menyediakan konsumsi begitu terbatas. Begitupun panitia akhwat tidak menyalahkan panitia ikhwan yang menghitung peserta kampanye dengan kurang cermat.
Yang terjadi justru sebaliknya. Panitia akhwat mencemaskan panitia ikhwan yang tidak mendapat makan siang. Padahal mereka telah bekerja keras dari semalam. Begitupun panitia ikhwan, merasa sedih karena panitia akhwat tidak dapat mencicipi masakan yang telah mereka masak semalaman.
Cinta dan kasih sayang (Mawaddah wa rohmah) antara ikhwan dan akhwat tersebut bukanlah cinta dan kasih sayang yang tercemar oleh virus-virus merah jambu. Cinta dan kasih sayang mereka, adalah cinta karena Allah dan kasih sayang tulus karena mengharap kasih sayangNya. Hingga mereka dengan mudahnya menempatkan itsar(lebih mementingkan keperluan saudaranya daripada dirinya sendiri), tempat tertinggi dalam hubungan ukhuwah Islamiyah.
Peristiwa yang diceritakan oleh seorang kakak, yang ikut andil memasak konsumsi pada peristiwa tersebut, mau tidak mau membuat saya bergidik. Bukan hanya, karena ingatan ini beralih kembali pada tumpukan konsumsi di ruang panitia saat itu. Tapi juga kepada, jabatan erat dari seorang ibu yang menyalamiku dengan begitu hangat. Secara spontan dan semangat, beliau mengatakan: “Subhanallah, sepertinya panitia lah yang paling banyak pahalanya di Syurga”.
Masya Alloh, mungkin ibu tersebut benar. Tapi panitia tersebut mungkin bukanlah kami. Melainkan, sekumpulan panitia yang pada saat itu, beramal dengan amalan terbaiknya. Sekumpulan panitia yang berakhlak dengan akhlak terbaiknya. Sekumpulan panitia yang menjadikan ilmu yang mereka dapat menjadi sebuah kerja nyata. Wallahu ‘alam.
Tema kampanye pada pagi hari itu adalah “Bersihkan Indonesia, Putihkan Jakarta”. Sesuai dengan tema yang diusung, para peserta kampanye yang tediri dari kader dan simpatisan kompak memakai pakaian putih-putih. Semoga tak hanya pakaiannya yang putih, tetapi jiwanya pun bersih.
Walaupun rumah saya berada di daerah Bogor, saya tak mau ketinggalan dengan semangat teman-teman yang lain untuk mensukseskan acara ini. Saya tetap ingin berkontribusi, walaupun sekedar membantu panitia sebagai penerima tamu dalam acara tersebut.
Sungguh merupakan sebuah rasa syukur tersendiri bagi saya melihat antusiasme masyarakat yang hadir pada saat itu. Luapan emosi, semangat, dan harapan, larut menjadi satu dalam bentuk do’a kepada Allah Azza wajalla.
Setelah acara berakhir kami panitia acara mengadakan evaluasi singkat, dilanjutkan dengan berbincang-bincang dan ramah-tamah, saling berkenalan satu dengan lainnya. Karena meski berada dalam satu kepanitiaan, tetapi kami mempunyai domisili yang berbeda-beda. Sehingga membuat kami baru pertama kali bertemu.
Pulang dari tempat tersebut, kami harus membawa kotak-kotak konsumsi yang begitu menumpuk di ruang panitia. Entah mengapa, makanan yang tersisa begitu banyak.
Padahal, enam belas jam sebelumnya, di sebuah DPRa, sekumpulan perempuan masih begitu asyiknya berdiskusi. Diskusi mereka begitu alot. Mereka harus menyiapkan konsumsi peserta kampanye, padahal jumlah dana mereka begitu terbatas. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, diputuskan bahwa mereka harus memasak sendiri konsumsi tersebut. Walaupun sebagai konsekuensi mereka tidak dapat tidur pada malam itu.
Ditempat terpisah, kumpulan laki-laki sedang mempersiapkan transportasi dan atribut untuk keperluan kampanye esok hari. Mereka juga tidak tidur semalaman untuk mempersiapkan segala keperluan kampanye putaran terakhir ini.
Diluar perkiraan, jumlah masyarakat yang ingin ikut serta begitu membludak. Konsumsi yang dibagikan setelah kampanye berakhir, habis. Bahkan tak satu pun panita yang mendapatkan konsumsi.
Tetapi mereka tidak saling menyalahkan satu dengan lainnya. Panitia ikhwan tidak menyalahkan panitia akhwat yang menyediakan konsumsi begitu terbatas. Begitupun panitia akhwat tidak menyalahkan panitia ikhwan yang menghitung peserta kampanye dengan kurang cermat.
Yang terjadi justru sebaliknya. Panitia akhwat mencemaskan panitia ikhwan yang tidak mendapat makan siang. Padahal mereka telah bekerja keras dari semalam. Begitupun panitia ikhwan, merasa sedih karena panitia akhwat tidak dapat mencicipi masakan yang telah mereka masak semalaman.
Cinta dan kasih sayang (Mawaddah wa rohmah) antara ikhwan dan akhwat tersebut bukanlah cinta dan kasih sayang yang tercemar oleh virus-virus merah jambu. Cinta dan kasih sayang mereka, adalah cinta karena Allah dan kasih sayang tulus karena mengharap kasih sayangNya. Hingga mereka dengan mudahnya menempatkan itsar(lebih mementingkan keperluan saudaranya daripada dirinya sendiri), tempat tertinggi dalam hubungan ukhuwah Islamiyah.
Peristiwa yang diceritakan oleh seorang kakak, yang ikut andil memasak konsumsi pada peristiwa tersebut, mau tidak mau membuat saya bergidik. Bukan hanya, karena ingatan ini beralih kembali pada tumpukan konsumsi di ruang panitia saat itu. Tapi juga kepada, jabatan erat dari seorang ibu yang menyalamiku dengan begitu hangat. Secara spontan dan semangat, beliau mengatakan: “Subhanallah, sepertinya panitia lah yang paling banyak pahalanya di Syurga”.
Masya Alloh, mungkin ibu tersebut benar. Tapi panitia tersebut mungkin bukanlah kami. Melainkan, sekumpulan panitia yang pada saat itu, beramal dengan amalan terbaiknya. Sekumpulan panitia yang berakhlak dengan akhlak terbaiknya. Sekumpulan panitia yang menjadikan ilmu yang mereka dapat menjadi sebuah kerja nyata. Wallahu ‘alam.
Renungan Biaya Sekolah
BalasHapushttp://pondokyatim.multiply.com/journal/item/79/Biaya_Sekolah_dan_Fenomenanya
Mari mewujudkan keinginan dan harapan
Puji Utami, Ibu Asuh Pondok Yatim Daaru Aytam
0274-7159146 ( SMS Bisa )
www.pondokyatim.net
wah subhanallah ya... barakallah wat semuanya...
BalasHapusBakal ada yg dapat kue nih!! :D
BalasHapus(wah panjang, lg males baca) :p
jalinan ukhuwah yg begitu eratnya... sering membuatku terharu.... huhuhu..... T__T
BalasHapusAllahu yubarik fihim
BalasHapussemoga tiap tetes keringatnya dihitung sebagai amalan dan mendapat balasan pahala yang berlipat ganda....
BalasHapusok, keep semangat ya dek!!
nice ^_^
BalasHapusMasyaAlloh..
BalasHapusBagaimana kalau dana kampanye u/ infaq yatim aja
Aminn..
BalasHapusJazakallah :)
Cerita yg lain lebih bagus *ga pede dot com
BalasHapusdasar abis ngempi jam 4..
sholat..sholat :P
iya.. pas diceritain.. Desi bener2 merinding
BalasHapusAmin..
BalasHapusWaiyyakum
Amin...
BalasHapusmakasih ya kak *peluk-peluk*
thanks ^_^
BalasHapus*bales peluk-peluk desi*
BalasHapus*ikutan meluk ahh*
BalasHapusayo pelukan bareng2 he..he.. :D
BalasHapussubhanallah,,,
BalasHapusberpelukan,,,, :D
Ayo mba Lina sinih..
BalasHapusikutan pelukan bareng2
duhh,, nafi ga muat,,, geser,,,
BalasHapusxixixixi
*gazebo
dirmu na yg dtg belakangan, ikutan nungsep aje... geser gih.... *halah*
BalasHapus---komennya makin gajebo---
wadoh..hupfs..hupfs....ampe gak bisa nafas nie....xixixi
BalasHapushehehe....duh indahnya.....^__^
he..he.. ga muat yach..
BalasHapusyawdah deh dipelukin satu2 ajah
lebih manusiawi nih... ^_^
BalasHapusmakasih mbak desi...
sama2 mba Nafi
BalasHapusGak ikutan ah :D
BalasHapussiapa yg ngajakin
BalasHapus:S
BalasHapusKangen dengan suasana kampanye ini...
BalasHapusInsya Allah tahun depan bisa merasakannya lagi ya...
@ Didi
BalasHapusjangan sedih nanti dikasih permen dehh
@ mba Nina
iya.. Insya Alloh :)
bagusss....
BalasHapuswah dapat kunjungan dr Pak Mabruri senangnya
BalasHapusmakasih ya Pak :)
mudah-mudahan bisa berlanjut ghirohnya untuk pemilu 2009. Semangat!!!!!!!!
BalasHapusSemangat...!!!
BalasHapusInsyaAlloh
Makasih mba..
subhanallah ukhuwah isalmiyah yang indah, ana pun merasakannya.....
BalasHapusjazakillah ya ukhti...
waiyyakum :)
BalasHapussubhanallah.. insya Allah semua yang sudah berkontribusi mendapatkan balasan yang tidak ternilai
BalasHapusamin :)
BalasHapuso0oouuhh begitu ceritanya
BalasHapusyah begitulah ceritanya :)
BalasHapusudeh 4 tahun masih inget ajeee .. siiiip :D
BalasHapus;)) masih nge-ganjel sih
BalasHapusindah mbk.....semoga dikuatkan dengan cinta ALLOH yah
BalasHapusAmin.. Makasih ya say ;)
BalasHapusdah siap2 tuk tahun 2009, say? :)
BalasHapusInsyaAlloh bunda..
BalasHapusSEMANGATT!!! ;)
Assalamualaikuum,
BalasHapusmau ikutan bikin T-Shirt MP Sejahtera ga? ^_^
mau dunk..
BalasHapusasal warna nya ga putih